Bokap KANDUNG gue
Warno adalah orang yang paling sabar yang
pernah gue temui yaitu adalah ayah gue sendiri. Nama yang menginspirasikanku
akan pentingnya bersyukur disetiap keadaan.Gue mungkin Cuma punya bokap hanya
satu, tapi dia segalanya bagi gue. Dia sayang banget sama gue, yang gue tau dia
rela melakukan apa aja demi gue, nyawa, harta dan segalanya hanya demi gue. Dan
gue sangat menyayanginya. Walaupun gue sering melihatnya main judi, mabok,
merokok tapi dia tetep ayah nomor satu dihidup gue. I Love you dad.
Yang gue inget dari kecil sampai sekarang dia
tak meninggalkan satu cela pun akan kebaikanya, tidak melukai gue sekalipun.
Setau gue bapak gue dulu kerjanya serabutan, yang gue tau dia pernah jadi kuli
bangunan. Waktu kerja jadi kuli bangunan dulu bokap selalu bawa gue, gue inget
banget waktu itu bokap kerja membanting tulang seharian penuh Cuma buat gue
semata. Apa yang gue mau pasti diturutin walaupun dengan semua uangnya,
walaupun dia gak makan seharian penur, walaupun dia menjual semua benda kesayangannya,
kalo perlu dia malah sampai menghutang.
Bokap gue adalah ayah nomor satu bagi gue
sedunia, kapanpun, selamanya. Bokap yang penyanyang, bokap yang penyabar, bokap
yang pemberi, bokap yang apapun buat naknya (gue) pokoknya dia nomor satu
didunia ini.
Bokap gue itu sangat sayang, sama gue saking
sayangnya sama gue sampek gak mau ninggalin gue sedetikpun, kerja pun gue
diajak, makan gue diajak, tidur gue bareng, kemanapun diajak bahkan gue mandi
juga kadang-kadang diajak, tapi kalo boker gue gak pernah diajak gue gak tau
alasan pastinya(mungkin karena takutnya kalo diajak nanti gue ikut kesentor
bersama ladang emasnya). Dulu pas gue
masih tinggal sama bokap gue, gue selalu dimanja apapun yang gue mau pasti
diturutin meskipun gue sadari waktu itu keluarga gue sangat miskin banget.
Waktu SD pas gue ikut bokap gue antara kelas 2 sampai kelas 5 semua terasa
indah walaupun hidup serba kekurangan. Gue
disekolahin di Pagah, Srimulyo, Gondang, Sragen. Semua terasa sempurna sampai
saat dimana nasib itu datang dan berubah,
tanpa acara pemberitaan ditivi, tanpa penyiaran diradio sekalipun.
Tepat diwaktu gue kelas 5 SD semester 2 gue
memutuskan untuk tingggal bersama ibu kandung gue... O iya gue belum cerita gue
adalah anak dari Broken Home, bokap dan nyokap cerai waktu gue masih kecil, gak
tau tepatnya umur berapa. Ok kita lanjutin yang tadi lagi.... Dan katanya
setelah kepergian gue, bokap gue gak pernah tidur sepanjang hari selama
beberapa hari hidup yang dulunya berantakan sekarang tambah berantakan karana gak
adanya gue, dia cukup terpukul tentang keputusan gue buat tinggal bersama ibu
kandung gue.Gue berfikir betapa kejamnya seorang anak yang sangat disayanginya
meinggalkannya begitu saja tanpa adanya undang undang dari DPR tanpa sebab
tanpa ada tanda-tanda (misalnya gunung meletus, angin tapan, buah mangga jatuh
genap 99 biji dalm satu detik dll) apapun sampai saat ini gue masih bersalah
kepada dia, maaf ayah.........
Gue sebenernya gak tega ninggalin bokap gue,
tapi keadaan berubah begitu saja. Gue pengkhianat kecil yang ingin memulai
hidup baru gue bersama ibu gue yang bergelimpangan harta, gue langsung ambil
keputusan bodoh dengan meninggalkan ayah gue begitu saja tanpa persetujuannya.
Dasar anak kecil yang bodoh (gue sendiri).
Yang gue rasain sampai hari ini hanyalah rasa
menyesal yangbegitu mendalam. Rasanya Gue pengen banget minta maaf dan pengen
mencium lututnya kelak.
Gue sayang banget sama bokap gue dan gue
selalu berdoa agar bokap gue selalu sehat disana bersama istrinya yang baru.
Dan gue tau istri barunya punya 3 anak dan sekarang nglahirin lagi dari bapak
kandung gue, yang mungkin menambah beban baginya yang hidup serba kekurangan.
Tapi selamat ya pah semoga menjadi keluarga yang bahagia (doa ank pertamamu
selalu mengiringimu) dan tetep bahagia
tanpa adanya gue. Anggep aja gue udah mati atau anggep aja gue gak pernah lahir
didunia ini. Lupakan gue papah
Ini puisi dadakan buat papah....
Ayah kau selalu dihatiku
Dalam kalbu terkenang namamu
Rintihan yang dulu kau usap
Telah menjadi kuat yang kau harapkan
Ampuni anakmu ayah...
Karena telah meninggalkanmu dalam kegelapan
Kelak, esok aku akan mencium kakimu
Nanti kan kubawakan keberhasilanku untukmu
Dihari tuamu aku akan berusaha
Menemani, merawat, serta membahagiakanmu
Ayahku aku cinta padamu
Dari aku anak pertamamu